BERNYANYI UNTUK TERUS HIDUP
SELAMAT MEMPERINGATI HARI KEMATIAN PEJUANG REVOLUSIONER PAPUA, BAPAK (ARNOLD CLEMENS AP) YANG KE - 36 TAHUN
SELAMAT MEMPERINGATI HARI KEMATIAN PEJUANG REVOLUSIONER PAPUA, BAPAK (ARNOLD CLEMENS AP) YANG KE - 36 TAHUN
SURABAYA, TONGOIKALMORE.COM - "Memperingati Hari Kematian Pejuang Revolusioner Papua, (ARNOLD CLEMENS AP) Yang Ke - 36 Tahun terhitung dari (26 APRIL 1984 - 26 APRIL 2020). Hari momentum pada tanggal kematian
Bapak budaya bangsa West Papua (Arnold Clemens Ap) pada tanggal 26 April 1984. Hari
ini pada tanggal 26 April 2020. Pada musim pandemi (Covid-19) dan juga dimasa
krisis ekonomi. Walaupun Situasi seperti ini, bukan berarti gerakan pelopor
tidak hidup, tetapi kami ada untuk memperingati hari-hari bersejarah dan terus
menyuarakan aspirasi kebenaran dari leluhur rakyat bangsa west Papua."
Ujar - Kamrad, Wonda Cnay, (Camilla Vera) dalam status akun facebooknya pada
Minggu, (26/4/2020) Pukul 17:30 - Waktu Indonesia Barat.
Menurutnya, "Aspirasi rakyat west Papua, adalah merebut kembali kemerdekaan bangsa west Papua yang dirampas oleh Kolonial Indonesia pada tanggal 19 Desember 1961, demikian juga (PEPERA 1969) yang cacat itu. Dan Kolonial Indonesia telah menjadikan negara west Papua sebagai wilayah kekuasaannya. Sehingga melahirkan penindasan, diskriminasi, intimidasi dan genocide yang sadis terhadap rakyat bangsa Papua."
Jelasnya, "Pada tanggal 01 Juli 1945, lahirlah (Arnold Clemens Ap). Yang dikenal sebagai mahasiswa jurusan sastra di universitas cenderawasih (UNCEN) pada waktu itu. Selama itu penindasan, diskriminasi, intimidasi dan genocide yang makin hari memakan banyak korban, yang kemudian menciptakan rasa akan ketidakadilan terhadap kemanusiaan di Papua. Akhirnya memunculkan jiwa perjuangan dalam diri (Arnold Clemens Ap) dan itu terlihat jelas bahwa sikap politiknya bersama kawan-kawannya pada saat kedatangan seorang utusan perserikatan bangsa-bangsa (PBB), Ortis Sanz ke wilayah Papua. Dan juga, pada saat itu telah disambut dengan aksi demonstrasi yang dipimpin oleh (Arnold Clemens AP) bersama kawan-kawan mahasiswa UNCEN untuk menolak hasil PEPERA pada tahun 1969."
Kemudian,
seorang pemimpin revolusioner Papua (Arnold C. AP) terus memperjuangkan
aspirasi rakyat west Papua dengan karya-karyanya yaitu, seni dan budaya dengan
membentuk grup band (MAMBESAK), yang disponsori oleh siaran (RRI). Hingga
perjuangan ini berhasil menghibur rakyat west Papua yang ditindas selama itu,
dan telah membangkitkan nasionalisme Bangsa West Papua yang memunculkan
perlawanan terhadap penjajah Indonesia. Ungkapnya.
"Dari
semua karya (Arnold C. AP), telah menjadi ketakutan atau mimpi buruk bagi
penguasa Rezim Kolonial Indonesia yang sedang menjajah bangsa west Papua saat
ini. Akhirnya pemerintah Indonesia menyepakati untuk membunuh (Arnold C. AP),
dengan tuduhan separatis dan lainnya. Sehingga kabar terakhir ia ditemukan
dalam keadaan tidak bernafas karena ditembak oleh kopassus di pantai Bece
Jayapura, Papua." Ucapnya.
"Kita pelajari kembali bagaimana perjuangan di saat itu, untuk mempertahankan harkat dan martabat bangsa west Papua sebagai bangsa yang sudah pernah merdeka melalui manifesto 01 Desember 1961. Mereka adalah tokoh-tokoh pembebas yang telah gugur mendahului kita. Sekarang untuk mempertahankan harkat dan martabat kita sebagai manusia Papua dan sebagai bangsa yang sudah merdeka pada (1 Desember 1961). Adalah tanggung jawab mahasiswa-mahasiswi Papua sebagai bangsa yang masih ditindas sampai hari ini." Pungkasnya.
Aspirasi leluhur bangsa west Papua, masih terus hidup, melalui generasi penerus bangsa Papua untuk terus menyuarakan kebenaran dari leluhur kami bangsa west Papua. Pada hari momentum ini, dengan semangat juang bersama kawan-kawan hebat yang mewarisi perjuangan leluhur kami bangsa Papua dan yang selalu bersama-sama digaris perlawanan, menuntut untuk segera: "BERIKAN HAK PENENTUAN NASIB SENDIRI, SEBAGAI SOLUSI DEMOKRATIS BAGI BANGSA WEST PAPUA DAN JUGA BEBASKAN SELURUH TAHANAN POLITIK PAPUA DAN SURYA ANTA" Tegasnya.
Sumber
Data: Wonda Cnay, (Camilla Vera)
Putri
Melanesia: Aktivis Pembebasan Papua
Editor:
Kevin Alom
Reporter:
Tongoikalmore.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar