Kamis, 30 April 2020

“GUE UDAH GAK LEVEL KALAU MUSUH SAUDARA SENDIRI”


Kevin Bob Tujuh Suku











SURABAYA, TONGOIKALMORE.COM – Apakah negara demokrasi dulu, sekarang otoriter akan chaos lagi dan Lone Ranger akan beraksi kembali.? Sesaat setelah kejadian ini saya mengalami penindasan, intimidasi dan diskriminasi yang luar biasa dari beberapa oknum aparat militer (TNI/POLRI) Kolonial Indonesia. Tapi saya bersyukur karena memiliki Bekal Pressing semasa kuliah. Oleh sebab itu, saya tetap bertahan dan menghadapinya dengan tenang pada saat itu. Terima kasih para senior dan mentor yang telah mendidik saya semassa kuliah dengan berbagai pendekatan teori dan praktik di Universitas Dr. Soetomo Surabaya, Provinsi Jawa Timur. Ujar – Pendiri sekaligus Mentor (UKM SP) Unitomo. (Victor Tanasale) usai jumpa temu saat diskusi bebeas di sekretariat.

Polisi memukuli mahasiswa saat bentrok di depan kantor DPRD Sulsel, Makassar, Selasa, (24/9/2019). (Antara Foto/Abriawan Abhe)

Menurutnya, “Telah dirilis atau dipublikasi juga oleh media nasional CNN Indonesia dari wilayah DKI Jakarta bahwa, “Presiden RI (Joko Widodo) menyatakan tak perlu meragukan komitmennya dalam menegakkan demokrasi. Hal tersebut disampaikan ketika gelombang demonstrasi mahasiswa menguat di sejumlah daerah saat itu.  "Jangan sampai Bapak, Ibu sekalian ada yang meragukan komitmen saya mengenai ini [menjaga demokrasi]," kata (Jokowi) di Istana Merdeka pada, Kamis (26/9/2019).
Pendiri rumah produksi Watchdoc, (Dandhy Dwi Laksono) saat memberikan keterangan terkait penangkapannya di Kantor Aliansi Jurnalis Independen, (27/9/2019). CNN Indonesia/(Adhi Wicaksono)

Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Yati Andriyani menganggap pernyataan Presiden Jokowi yang berkomitmen menjaga demokrasi "jauh panggang dari api." Beberapa jam setelah Jokowi menyampaikan pernyataan itu, terjadi penangkapan aktivis. Ungkapnya.

"Ditangkapnya DL [Dandhy Laksono] dan AB [Ananda Badudu] pasca-pernyataan Presiden tersebut menunjukan pernyataan Presiden selalu saja 'jauh panggang dari api'. Presiden terkesan tidak memahami substansi dari pernyataannya. Kata Yati kepada CNNIndonesia.com

Yati mengatakan jika Jokowi memahami substansi pernyataan tersebut, maka ia mengambil langkah kongkret dengan memerintahkan Polri tak melakukan penangkapan dan penahanan sewenang-wenang terhadap masyarakat, mahasiswa, serta aktivis yang kritis terhadap pemerintah. Pungkasnya.

"Memerintahkan Polri membebaskan semua mahasiswa yang ditahan. Termasuk tidak meminta Kemenristekdikti melakukan tindakan atau mengeluarkan kebijakan yang membatasi mahasiswa dan akademisi di berbagai kampus dalam menyuarakan aspirasinya." Bebernya.

Reporter: Tongoikalmore.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar