Selasa, 12 Mei 2020

MAHASISWA MONI di wilayah Jawa Timur: "Kami sangat mengharapkan bantuan dari Pemkab Intan Jaya dalam situasi Pandemi COVID-19"


Foto/Ikatan Pelajar Mahasiswa Moni (IPMMO) Kota Studi Surabaya, Provinsi Jawa Timur

SURABAYA, TONGOIKALNEWS.COM - Ikatan Pelajar Mahasiswa Moni (IPMMO) asal Kabupaten Intan Jaya yang saat ini sedang menempuh pendidikan di kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur mengharapkan bantuan berupa sembako dan finansial dari Pemerintah Daerah Bupati Kabupaten Intan Jaya, Provinsi Papua, (Natalis Tabuni, S.S., M.Si)." Ujar, (BPH IPMMO) Koordinator Wilayah Surabaya, (Tedi Maizeni).

Menurutnya, "Sampai dengan saat ini juga Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Moni (IPMMO), Koordinator Wilayah Surabaya dan sekitarnya masih menunggu perhatian dari Pemerintah Daerah Kabupaten Intan Jaya untuk menindaklanjuti keberadaan kami dalam situasi Pandemi COVID-19 yang sedang mencekam ini." Selasa, (12/5/2020) Pukul 16:40 WIB.

"Penyebaran Pandemi COVID-19 yang mengganaskan  ini telah mengambrukkan ekonomi dunia, aktivitas kehidupan manusia hampir di seluru dunia dibatasi hingga segala aktivitas manusia di beberapa negara menjadi terhambat termasuk indonesia.  Dari data terbaru Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada selasa, (12/5/2020) menunjukkan bahwa angka kematian akibat penyebaran Virus Corona  telah meningkat  menjadi 991 jiwa orang yang meninggal dunia."

"Angka kematian akibat Virus Corona tersebut berasal dari beberapa daerah ‘’zona merah’’ termasuk kota surabaya.
menurut kementrian kesehatan republik indonesia. Surabaya adalah salah satu kota zona merah dengan jumlah pasien positif COVID-19 (741) jiwa, korban meninggal (89) jiwa dan yang telah sembuh sebanyak (110)." Data ini menunjukan bahwa Surabaya adalah salah satu kota dengan status "Zona Merah" yang harus di perhatikan oleh pemerintah secara serius. 

Banyak kebijakan yang telah dikeluarkan oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Surabaya dalam upaya mengurangi atau mencegah penyebaran Virus Corona. Beberapa kebijakan yang di keluarkan adalah Lockdown atau Karantina Wilayah agar seluruh masyarakat tetap (stay at home)  dan lain sebagainya.

Berdasarkan kebijakan Pemerintah diatas maka, seluruh aktivitas Mahasiswa Intan Jaya menjadi terhambat. Oleh sebab itu, Pemerintah Daerah Kabupaten Intan Jaya segera mengambil langkah - langkah alternatif agar Mahasiswa yang berada di kota Surabaya dan sekitarnya bisa menghadapi situasi saat ini.

Ditambahkan juga bahwa, "Dengan melihat situasi ini sehingga, Ketua Komisi B (DPRD) Kabupaten Jaya, (Martinus Maisini S.T) menyampaikan  kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Intan Jaya agar menyalurkan bantuan secepatnya. ‘’bantuan pendidikan itu kewajiban Pemerintah setiap tahun tapi, biaya bantuan COVID-19 ini segera dibantu kepada setiap badan pengurus. Agar Mahasiswa asal Intan Jaya tidak terpapar virus ini karena mereka keluar mencari makan dan minum.’’ Tuturnya kepada media nasional Suarapapua.com pada Jumat, (8/5/2020).

Terkait dengan situasi Pandemi COVID-19 saat ini, disampaikan juga oleh (Tedi Maizeni)  selaku (BPH IPMMO), Koordinator Wilayah Surabaya bahwa “kami sangat sulit untuk melakukan aktivitas dengan adanya kebijakan yang dilakukan oleh Pemerintah, seperti Lockdown atau Karantina Wilayah.

Sesuai dengan kebijakan dan imbauan yang melakukan atau disampaikan oleh PEMKOT Surabaya maka, kami Mahasiswa Intan Jaya melakukan isolasi mandiri di kontrakan. Dan juga, membuat kami Mahasiswa sangat susah buntuk bergerak untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum. Sehingga  dengan tegas, "saya selaku (BPH IPMMO) meminta kepada Tim Gugus Tugas COVID-19 dan Pemkab Intan Jaya segera perhatikan dan membantu kami berupa sembako dan finansial untuk bisa bertahan dalam situasi pandemi ini." Ungkapnya.

Dijelaskan juga bahwa, "Mengingat  pentingnya Mahasiswa sebagai penerus pembangunan nantinya di daerah Kabupaten Intan Jaya. Oleh karena itu, Pemerintah harus mengambil langkah-langkah alternatif, tegas, cepat, dan bijak dalam membantu mahasiswa di seluruh wilayah Indonesia dan lebih khusus di  kota Surabaya sebagai daerah dengan status zona merah." Ucapnya.

Ditambahkan juga, "Seperti yang disampaikan oleh Senioritas (IPMMO) Koordinator Wilayah Surabaya, (Yance Sani) kepada media nasional Suarapapua.com melalui via telepon selulernya bahwa, “Mengingat Virus Corona adalah virus yang sangat berbahaya dan mematikan maka, penting sekali untuk seluruh komponen badan pemerintah, lembaga, dan organisasi di Intan Jaya agar secara besama sama melawan Virus Corona dengan cara yang bijak, bergerak secara cepat, dan tepat.”

“ya..., lebih baik Pemkab Intan Jaya cepat bantu para Mahasiswa  yang sedang berada di wilayah Surabaya secepatnya, jangan sampai tunggu satu orang Mahasiswa terpapar Virus Corona atau meninggal dunia baru Pemerintah sibuk. ingat...! bahwa, Surabaya adalah daerah zona merah.” Tegasnya.

Sumber Data: Tedi Maizeni
BPH (IPMMO) Surabaya

Editor: Kevin Meno Natkime
Pimpinan Redaksi

"THE LAST HONEST PERSON ON EARTH"


Foto/Prof. Paul Ekman
Tim Redaksi/Tongoikalnews.com

SURABAYA, TONGOIKALNEWS.COM - Informasi ini telah diposting oleh mister (Edenn Baptis). Prof. Paul Ekman merupakan penemu (MICRO EXPRESION), ia mengatakan bahwa: "KEBENARAN ADA DI WAJAH SESEORANG." Ujar, kamrad (Abner Olago) dalam postingan akun facebooknya pada Selasa, (12/5/220) Pukul 15:30 - Waktu Indonesia Barat.

Demikian juga, "Ia telah melakukan survei expresi wajah di berbagai negara, dan khususnya selama 15 tahun ia melakukan survei di PNG dan PAPUA, khususnya RAS MELANESIA, dan ia berkesimpulan bahwa: "THE LAST HONEST PERSON ON EARTH" - (PAPUA ADALAH MANUSIA TERJUJUR TERAKHIR YANG DISISAKAN DI MUKA BUMI).

Sumber Data: Abner Olago
Kamrad, Aktivis Pembebasan Papua

Editor: Kevin Meno Natkime
Pimpinan Redaksi

KORAN ONLINE LAO-LAO: "Media Pergerakan Rakyat Papua"


Design Website/Wenas Kobogau
Tim Redaksi/TONGOIKALNEWS.COM

TIMIKA, TONGOIKALNEWS.COM - Pada awal tahun 2019, kami membentuk lingkar diskusi kecil untuk media propaganda. Dari sana kami banyak membahas perkembangan media, terutama kajian-kajian dan literatur dari perspektif gerakan dan rakyat. Ujar, Wenas Kobogau dalam postingan akun facebooknya.

Menurutnya, "Kajian-kajian gerakan dan rakyat sangat minim. Hegemoni kolonial dan praktek kapitalisme membuat arus produksi pengetahuan tidak teratur. Rakyat dibuat malas membaca, berdiskusi, berorganisasi dalam gerakan-gerakan mahasiswa. Akibatnya proses idelogisasi sampai pembasisan sangat lambat. Selasa, (12/5/2020) Pukul 15:30 - Waktu Papua Barat.

"Ini membuat kami mendorong media baru untuk membantu kemajuan kajian-kajian gerakan. Kami memulai dengan koran online Lao-Lao (https://lao-lao.org/). Lao-Lao akan menjadi media penyeimbang, pembanding, propaganda ideologisasi, dan pendorong kemajuan gerakan rakyat." Tuturnya.

"Saat ini Lao-Lao dalam proses pembuatan. Di tahap awal Lao-Lao menyediakan 7 rubrik: Analisa Harian—Editorial—Teori—Ekopol—Budaya dan Sastra—Catatan Mahasiswa—Press Release. Penambahan rubrik akan dilakukan dengan mempertimbangkan pengasuh yang di bidang-bidang khusus yang bersedia di dalam." Ungkapnya.

"Lao-Lao tidak terikat dengan lembaga mana pun. Media ini didirikan dari sumbangan pribadi dan warga yang tak terikat. Lao-Lao menerima sumbangan atau donasi warga dan individu yang tertarik dengan visi/misi atau platform media ini untuk perkembangan dan kemajuan-kemajuan ke depan." Ucapnya.

"Besar harapan kami untuk kawan-kawan sekalian berkontribusi tulisan di Lao-Lao untuk kemajuan pergerakan dan perjuangan rakyat Papua." Tutupnya.

Sumber Data: Wenas Kobogau
Pimpinan Redaksi/Lao-lao

Editor: Kevin Meno Natkime
Tim Redaksi/Tongoikalnews.com

Senin, 11 Mei 2020

Leonardo Boff bertanya kepada (Dalai Lama), pemimpin umat Buddha dari Tibet: "Agama apakah yang paling baik atau benar?"


Foto/Pemimpin Umat Buddha dari Tibet, (Dalai Lama)  - Tim Redaksi TONGOIKALNEWS.COM

SURABAYA, TONGOIKALNEWS.COM - Seorang ahli dari kelompok "The Theology Of Freedom" dari Brazil bernama Leonardo Boff bertanya kepada Dalai Lama, pemimpin umat Buddha dari Tibet: "Yang Mulia, apakah agama terbaik?" Selasa, (12/5/2020) Pukul 06:20 - Waktu Indonesia Barat.

Leonardo Boff menduga bahwa Dalai Lama akan menjawab: Agama Buddha dari Tibet atau agama Oriental yang lebih tua dari agama Islam, Yahudi dan Kristen. Ternyata sambil tersenyum, Dalai Lama menjawab :

"Agama terbaik adalah agama yang lebih mendekatkanmu pada TUHAN, yaitu agama yang membuatmu menjadi orang yang lebih baik".

Sambil menutupi rasa malu karena punya dugaan kurang baik tentang Dalai Lama, Leonardo Boff bertanya lagi: "Apakah tanda agama yang membuat kita menjadi lebih baik?"

Jawaban Dalai Lama sebagai berikut: "Agama apapun yang bisa membuatmu Lebih welas asih, Lebih berpikiran sehat, Lebih objektif dan adil, Lebih menyayangi, Lebih manusiawi,  Lebih mempunyai rasa tanggungjawab dan Lebih ber-etika. Agama yang memiliki kualitas seperti itu adalah agama terbaik."

Leonardo Boff terdiam dan ter-kagum-kagum atas jawaban (Dalai Lama) yang bijaksana dan tidak terbantahkan lagi.

Selanjutnya, Dalai Lama berkata: "Tidak penting bagiku apa agamamu kawan... tidak peduli kamu beragama atau tidak. Yang betul-betul penting bagiku adalah perilakumu di depan kawan-kawanmu, keluarga, lingkungan kerja dan dunia."

Dalai Lama berkata lagi: "Jagalah pikiranmu karena akan menjadi perkataanmu. Jagalah perkataanmu, karena akan menjadi perbuatanmu. Jagalah perbuatanmu, karena akan menjadi kebiasaanmu. Jagalah kebiasaanmu  karena akan membentuk karaktermu.  Jagalah  karaktermu karena akan membentuk nasibmu."

Jadi sebenarnya, nasibmu berawal dari pikiran mu! Have a blessed day my friend.

Sumber Data: Yayak Yatmaka
Editor: Tim Redaksi/Kevin Alom

TIGA VIRUS POLITIK YANG MENYEBAR PASCA COVID-19: "Rasisme, Ultra Nasionalisme dan Teori Konspirasi"


Design/Ilustrasi - (Slavoj Zizek)
Tim Redaksi/Tongoikalnews.com

SURABAYA, TONGOIKALNEWS.COM - Seiring meluasnya Pandemi Covid-19, ada tiga virus politik yang bangkit dari tidur panjangnya, yaitu: rasisme, ultra-nasionalisme, dan teori konspirasi. "Slavoj Žižek dalam bukunya Pandemik! Covid-19 Mengguncang Dunia (diterbitkan oleh @penerbitindependen) mengulas secara dalam virus rasisme dan ultra-nasionalisme, serta sedikit menyinggung tentang narasi konspirasi."

Dengan berbagai paradoks dan analogi yang kaya, Žižek menunjukan kepentingan politik dari setiap keputusan kelas penguasa. Contohnya, saat negara Israel membantu Palestina dalam menangani Covid-19, itu bukan didasarkan atas pertimbangan kemanusiaan, tetapi karena Israel tidak ingin warganya di sisi timur tertular corona yang menyebar di antara penduduk Palestina. Itu karena, pemukiman warga Israel di sisi timur berdekatan dengan pemukiman warga Palestina.

Begitupula ketika dia melucuti ketidakmampuan ideologi ultra-nasionalisme yang menekankan kedaulatan penuh negara. Baginya, virus corona tidak bisa diatasi secara lokal atau dalam lingkup state (negara). Penyelesaian pandemi ini menurut Žižek harus dilakukan dalam kerangka solidaritas internasional. Itu terbukti ketika masyarakat dan pemerintah antar negara saling bertukar informasi untuk menemukan obat dan vakso virus corona. Begitupula solidaritas global dalam bantuan tenaga medis yang dilakukan Kuba, atau bantuan APD yang dilakukan oleh berbagai negara.

Sumber Data: @Tanah.Merdeka
Editor: Tim Redaksi

JUBIR INTERNASIONAL (KNPB): "YESUS ITU SOSIALIS, SANG PEMBERONTAK"


Foto/Juru Bicara Internasional (KNPB), Victor Yeimo dan Generasi Penerus Perjuangan Kebebasan Kemerdekaan Papua - (Tongoikalnews.com)

JAYAPURA, PAPUA, TONGOIKALNEWS.COM - Yesus mengkhotbahkan kesetaraan manusia di hadapan Allah; Dia mengkhotbahkan keadilan; Dia mengajarkan kesederhanaan dan kepedulian pada yang hina. Dia mendatangi perkampungan kumuh, tempat pelacuran, dan rumah orang lepra. Dia obrak-abrik para pedagang uang di pelataran Bait Allah dan menghardik mereka sebagai penyamun. Dia disalib oleh Gubernur Palestina yang bekerja sama dengan pemuka-pemuka agama, Farisi penguasa Bait Allah, dengan tuduhan sebagai pemberontak.
Ya, Dia memang memberontak. Tapi bukan hanya pada pemerintahan lalim. Dia menggugah kaum tertindas memberontak pada tatanan sosial-ekonomi yang korup dan menindas; pada tatanan sosial-ekonomi yang bertumpu pada penghisapan dan pemerasan kaum lemah.

Ia juga memberontak terhadap ritual-ritual formal penuh kemunafikan; liturgi yang kosong dari kepedulian terhadap kaum lemah. Ingat ketika Yesus bersabda: “Ahli-ahli Taurat itu dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. Sebab itu ikutilah dan lakukan segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya. Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya. Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai jumbai yang panjang; mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat; mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi” (Matius 23: 1-7).

Yesus menentang penghisapan manusia oleh manusia. Bagi-Nya semua manusia setara di mata Allah. Tidak boleh ada yang mengambil manfaat secara keji dari orang lain karena kedudukannya. Apalagi dengan cara menindas. Semua manusia adalah saudara. Ingatlah Yesus bersabda: “Janganlah kamu disebut rabi; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara” (Mat. 23: 8).

Sekarang memang tidak ada yang disebut Rabi di kalangan Kristen. Tapi bukan berarti lembaga Rabi musnah. Tidak! Di kalangan Kristen ada orang-orang yang ingin disebut pendeta, minister, reverend, pengkhotbah, dan segala tetek-bengek titel lain yang mencoba menempatkan dirinya di atas manusia lain dan mengambil manfaat dari persembahan orang-orang Kristen untuk memperkaya diri. Orang Kristen tidak hanya lupa pada sabda Yesus, tapi juga lupa pada kritik Martin Luther terhadap hirarki dalam beragama. Luther manghapuskan hirarki yang menindas bukan untuk melanggengkan sistem lama dengan nama baru!

Lupakah kita pada sabda Yesus: “Barang siapa terbesar di antara kamu, hendaklah dia menjadi pelayanmu” Ya. Kita lupa. Ketika kita besar, yang terjadi adalah kita ingin dilayani. Naik mobil mewah, lalu dijemput dengan penuh kehormatan munafik. Memasuki gereja megah, menerima salam dan persembahan jemaat sehingga bisa ziarah ke tanah suci sesering mungkin. Para pengkhotbah menjual Getsemani, Yerusalem, Danau Galilea, dan Bethlehem melalui perusahaan tour and travelnya untuk bisa membangun rumah megahnya di kawasan elit.

Yesus benci hirarki. Ingatlah Dia bersabda: “Barang siapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barang siapa merendahkan diri, dia akan ditinggikan” (Mat. 23: 11). Bagi Yesus, manusia itu setara. Tidak boleh ada kelas-kelas yang menempatkan manusia ke dalam lapisan-lapisan tinggi-rendah sehingga yang tinggi bisa memeras si rendahan. Sama rata sama rasa, itulah ajaran Yesus. Mengapa para pengkhotbah tidak mengkhotbahkan ayat ini? Karena mereka teruntungkan oleh keadaan yang menempatkan mereka di kedudukan lebih tinggi dari umat awam. Dari kedudukan itu mereka bisa memperoleh previlage, penghormatan, rumah dinas, dan persepuluhan!

Para penindas adalah musuh Yesus. Lupakah kita pada sabdanya: “Calakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu menelan rumah janda-janda sedang kamu mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang. Sebab itu kamu pasti akan menerima hukuman yang lebih berat” (Mat. 23: 14).

Di kalangan Kristen, para pemimpin jemaat merasa tidak menjadi sasaran sabda ini karena mereka bukan ahli Taurat, bukan Farisi! Keliru, mereka sungguh keliru. Para ahli Alkitab dan rohaniwan yang bekerja sama dengan penindas atau membiarkan penindasan terjadi, atau malah melakukan penindasan itu sendiri akan dihukum lebih berat. Farisi-farisi dalam kalangan Kristen tidak sedikit. Mereka bekerja sama dengan penguasa lalim; dengan kapitalis penindas kaum pekerja, menutup mata dan pura-pura tak tahu penggusuran tempat-tempat orang miskin mencari nafkah dengan alasan bahwa rakyat tertindas itu bukan Kristen. Sungguh picik. Persis seperti Farisi-farisi penguasa Bait Allah.

Ingatlah Yesus bersabda: “Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis, dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan” (Mat. 23: 23).
Setiap waktu kita bayar persepuluhan, tapi yang kita bayarkan adalah dari hasil keringat-darah orang yang kita rampas haknya. Kita bayar persepuluhan buat gereja, tapi kita menindas orang lain untuk menumpuk-numpuk kekayaan kita sendiri. Kita bangga dengan bangunan gereja kita yang megah sementara itu orang-orang yang bekerja pada kita hidup sengsara tanpa tunjangan memadai sambil menyalahkan mereka sebagai orang bodoh dan malas. Toh mereka bukan Kristen. Bodoh! Kalian yang bodoh. Yesus tidak pernah bilang bahwa kita hanya harus peduli pada orang Kristen! Pesan Yesus adalah kita tidak boleh menindas pada sesama manusia; bukan urusan-Nya sesama itu Kristen atau bukan.

“Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab cawan pinggan kamu bersihkan sebelah luarnya, tetapi sebelah dalamnya penuh rampasan dan kerakusan. Hai orang Farisi yang buta, bersihkanlah dahulu sebelah dalam cawan itu, maka sebelah luarnya juga akan bersih” (Mat. 23: 25-26). Kita sering mendengar para pengkhotbah menganjurkan orang-orang kaya yang memperoleh kekayaannya dari memeras tenaga pekerja atau dari menipu kaum lemah, untuk rajin bersedekah atau memberikan persepuluhan secara rutin agar bisa masuk Sorga. Tetapi mereka tidak pernah mengkritik sistem yang membuat orang kaya itu kaya dan yang miskin itu tetap miskin, yaitu penghisapan manusia atas manusia. Persis seperti Farisi yang membersihkan pinggiran pinggan tapi membiarkan perampasan dan kerakusan tetap bercokol di bagian dalamnya.

Bila sosialisme secara longgar diartikan sebagai faham yang mengutamakan keadilan dan persamaan antarmanusia, dan bila sosialisme adalah faham yang menghendaki dihapuskannya praktek-praktek penghisapan manusia oleh manusia dan menjadikan kehidupan manusia tanpa sekat-sekat kelas antara kaum pemilik dan orang tak-berpunya maka tidak perlu ahli tafsir lulusan doktor teologi untuk sampai pada kesimpulan bahwa Yesus adalah sosialis.
====
**Bacaan Lepas Seri Pengantar Sosialisme Papua. 
**Bagi para pembaca sosialisme Marx, Poin menarik terletak pada gagasan Marx tentang aktivitas praktis. Sekali diulangi, Marx mengatakan bahwa apa yang benar adalah apa yang bisa dipraktekkan, bukan sesuatu apa yang bisa diperdebatkan secara teoritis. Disini, Yesus dan Marx berdiri pada titik yang persis sama. Dalam Mat. 7:21, Yesus mengatakan, "Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.". Yesus Nazaret mengontraskan aktivitas "berseru" dan aktivitas "melakukan". "Berseru" sebagai sebuah aktivitas mulut-kritis dipandang lebih rendah dari pada "melakukan" sebagai aktivitas kritis-praktis. "Berseru" dengan intensitas yang tinggi (Tuhan, Tuhan, dituliskan dua kali berulang), dianggap tak berguna dari pada "melakukan". Mereka yang hanya bisa "berseru" malah digolongkan Tuhan sebagai pembuat kejahatan (ay. 23).

Sumber Data: Victor Yeimo
JUBIR: Internasional KNPB
Editor: Kevin Meno Natkime

Sabtu, 09 Mei 2020

PAHAM FEMINISME: “Seks bukan Cinta. Sebaliknya, Cinta bukan Seks”

Design Ilustrasi/Smith_Patrics
Tim Redaksi/Tongoikalmore.com

SURABAYA, TONGOIKALNEWS.COM – "Seks bukan Cinta. Cinta bukan Seks.” Anda bisa berhubungan seks dan tidak jatuh cinta. Anda bisa jatuh cinta dan tidak melakukan hubungan seks. Seorang pria mungkin membencimu dan masih berhubungan seks denganmu. Bijaklah. Menggunakan seks untuk memanipulasi pria pada akhirnya akan gagal. Adalah penipuan diri untuk berpikir bahwa memberinya seks akan membuatnya mencintaimu." Ujar – Kamrad, (Smith_Patrics).

Menurutnya, "Cinta sejati tidak akan pernah memaksa Anda untuk melakukan hubungan seks. Pria yang tidak mencintaimu tidak akan berubah pikiran karena seks. Jika dia memberitahu Anda untuk ‘membuktikan cinta Anda’ dengan berhubungan seks dengannya. Dia hanya memanfaatkanmu. Jika dia ada di dalamnya untuk seks, ‘seks yang lebih baik’ akan membawanya pergi dari Anda." Sabtu, (09/5/2020) Pukul 18:30 - Waktu Indonesia Barat.

Jelasnya, "Menjadikan diri Anda sebagai 'budak seks' adalah bodoh. Cinta tidak akan pernah mempermalukan atau menurunkan Anda. Jika Anda melakukan kesalahan dengan menggunakan seks untuk membeli pria ini, sekaranglah saatnya untuk menilai kembali hubungan Anda dan membangunnya di atas fondasi yang tepat."

Ditambahkan juga bahwa, "Jika dia menikah dengan Anda karena 'seks itu baik', itu akan berakibat fatal bagi pernikahan Anda. Biarkan dia menikah dengan Anda karena dia mencintai Anda, menghormati Anda, merasakan hubungan emosional, mental, dan spiritual yang kuat dengan Anda dan ingin Anda menghabiskan sisa hidupnya dengan Anda."

Sumber Data: Smith_Patrics (Instagram)
Editor: Tim Redaksi – Tongoikalnews.com

Jumat, 08 Mei 2020

Herman Degei, Mahasiswa (STPMD-APMD). Judul Skripsi: “Persepsi Masyarakat Kota Yogjakarta Terhadap Mahasiswa Papua Di Yogjakarta Pasca Insiden Rasisme Di Surabaya, Jawa Timur”

Herman Degei saat melakukan ujian skripsi di depan tiga penguji/foto:Tri Agus Susanto-Tongoikalmore.com

YOGJAKARTA, TONGOIKALMORE.COM – Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi (S.1) di Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa, (APMD) Yogyakarta. Herman Degei asal Kabupaten Dogiyai, Provinsi  Papua telah mengambil judul skripsi: "Persepsi Masyarakat Kota Yogyakarta Terhadap Mahasiswa Papua Di Yogyakarta Pasca Insiden Rasisme Di Surabaya, Jawa Timur" telah diuji didepan tiga penguji dengan skripsi setebal 190 halaman. Ujar – Tri Agus Susanto Siswowiharjo dalam akun facebooknya. Jumat, (08/5/2020) Pukul 15:40 – Waktu Indonesia Barat.

Menurutnya, “Dalam skripsi itu juga telah mengutip tesis Efraim Mangaluk (2015). Mahasiswa pascasarjana Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang berjudul "Resistensi Kepapuaan Dalam Ruang Publik: Analisa atas Fenomena Tidak Berhelm Mahasiswa Papua di Yogyakarta." Tesis Efraim menggunakan teori hegemoni kekuasaan Michel Foucault, "where there is power, there is resistance".

Ditambahkan juga bahwa, “Ade Chandra, dosen penguji yang juga Wakil Ketua III (APMD) Yogjakarta itu telah menyarankan kepada (Herman Degei) agar bisa melanjutkan pendidikan (S.2) lagi. Selamat Herman Degei. Tetap semangat, belajar dan terus menulis dalam dunia akademis, organisasi daerah dan pemerintahan kedepan nantinya. Tuturnya.
Disampaikan juga oleh saudara (Degey) dalam akun facebooknya bahwa, “Laki - laki yang rendah hati, tidak sombong dan juga tidak suka pamer, yang saya tahu dari kamu itu sangat luar biasa sayang. Tidak gampang selama 3 tahun, 5 bulan kamu sudah buktikan hari ini. Jujur saya bangga dan pastinya (Mama-tua Kegiyeumau dan Bapak-tua) juga pasti bangga padamu atas pencapaian yang luar biasa ini, ah sayang teladang terbaik (Herman Degei).”


“Salam hormat untuk saudaraku (Herman Degei), Kamu sungguh luar bisasa. Tahap pertama sudah kamu lewati. Saya tunggu kabar lagi untuk melanjutkan pasca-sarjana. Teruslah membangun literasi untuk negeri Papua dan lanjutkan pendidikan tingkat pasca-sarjanamu. Pemerintah Daerah Bupati Kabupaten Dogiyai, Deyai ataupun Paniai, Provinsi Papua tolong biayai saudara (Herman Degei) dengan dana (OTSUS) Papua yang ada saat ini nantinya. Karena saudara saya ini bagian dari aset perubahan sebagai generasi penerus Papua.” Diungkapkan oleh saudara (Jan Sedik) dalam akun facebooknya.

Sumber Data : 
https://www.facebook.com/triagussusanto.siswowiharjo.3
Editor :
Tim Redaksi - Kevin Meno Natkime

Bupati dan DPRD Kab Mimika: “Kami akan menyurati Presiden RI dan Kementerian ESDM segera tutup sementara operasi Tambang PT. Freeport Indonesia”

Bupati Mimika, Eltinus Omaleng saat pimpin (RDP) di gedung DPRD Mimika/Foto:Mitrapol.com

TIMIKA, TONGOIKALMORE.COM – Peningkatan penyebaran Virus Corona atau COVID-19 di wilayah Mimika, Papua semakin bertambah. Dari jumlah orang yang terinfeksi Virus Corona sekitar 60% terlacak di areal PT. Freeport Indonesia tepatnya di Distrik Tembagapura, Timika. Mereka yang terpapar COVID-19 di wilayah Tembagapura adalah pekerja atau karyawan PT. Freeport Indonesia. Hal  ini menjadi perhatian serius dari seluruh pihak, termasuk pihak manajemen (PT.FI) maupun Pemerintah Daerah Bupati Kabupaten Mimika dan (DPRD) Mimika. Ujar tim redaksi Mitrapol.com dalam rilisnya.

Menurutnya, “Dalam upaya pemutusan sebaran Virus Corona di wilayah Tembagapura, Papua untuk menyelamatkan ribuan karyawan PT. Freeport Indonesia lainnya. Pemerintah Kabupaten Mimika bersama (DPRD) Mimika sepakat untuk menyurati Presiden Republik Indonesia dan Menteri (ESDM) segera melakukan penghentian sementara aktifitas PT Freeport Indonesia. Kesepakatan ini diambil setelah melalui rapat dengar pendapat (RDP) antara DPRD Mimika dan Pemkab Mimika tentang presentase upaya pencegahan dan penanganan yang dilakukan oleh Satgas COVID-19 Kabupaten Mimika, berlangsung di ruang sidang Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Mimika, Provinsi Papua.” Jumat, (08/5/2020) Pukul 12:40 – Waktu Papua Barat.
“Jelasnya ini menyangkut nyawa manusia, jika Presiden Republik Indonesia dan Kementerian (ESDM) setuju, maka hal itu (penghentian sementara) harus dilaksanakan,” Kata Bupati Mimika, Eltinus Omaleng, usai rapat bersama di DPRD Mimika. Bupati Omaleng menjelaskan, wilayah Tembagapura yang menjadi areal Tambang PT. Freeport, ruang lingkupnya kecil dan dihuni puluhan ribu pekerja sehingga ruang gerakpun sangat sempit. Selain itu, kelembaban udara yang begitu tinggi mengakibatkan peredaran virus Corona semakin cepat menyebar.” Tuturnya.

“Disana para karyawan ini selalu antri dan duduk makan bersama, naik bus bersama, naik trump bersama dan aktivitas lainnya selalu bersama dan hal itu sangat fatal untuk penyebaran covid,” Pungkas Bupati Mimika. Ditempat yang sama, Ketua DPRD Mimika, Roby Kamaniel Omaleng menambahkan, upaya penutupan sementara PT. Freeport Indonesia dilakukan karena peredaran Pandemi COVID-19 Tembagapura semakin naik. “Kita surati Presiden supaya pertimbangkan situasi yang sementara terjadi di Tembagapura, kasihan kalau semua karyawan terpapar.” Ungkapnya.

“Untuk diketahui, Update Covid-19 Mimika per Kamis (7/5), jumlah PDP sebanyak 100 orang, ODP sebanyak 403 orang, dan OTG mencapai 963 orang. Sementara jumlah orang yang terinfeksi Covid-19 mencapai 95 Orang. Dari total 95 orang yang terpapar covid-19, sebanyak 68 orang diisolasi di rumah sakit, 7 orang isolasi di Shelter, sedangkan 17 orang dinyatakan sembuh, dan 3 orang tercatat meninggal dunia.” Ucapnya.

Kamis, 07 Mei 2020

Anggota (MRP), Ibu Siska Abugau: “Bantuan (BAMA) ini semoga bermanfaat bagi Mahasiswa asal Mimika di Asrama Waena, Jayapura, Papua”

Anggota (MRP), Ibu Siska Abugau saat membantu (BAMA) kepada Mahasiswa
asal Mimika di Asrama Waena, Jayapura, Papua/Foto: (Francis O. Kogoya)

JAYAPURA, TONGOIKALMORE.COM - Wakil Ketua Pokja Perempuan Majelis Rakyat Papua (MRP), Siska Abugau, memberikan bantuan bahan makanan (BAMA) kepada Mahasiswa dan Mahasiswi asal Kabupaten Mimika di Asrama Waena, Papua.  Abugau mengatakan bantuan ini wujud kerjasama dirinya sebagai wakil masyarakat di (MRP) untuk mengajak masyarakat mencegah penyebaran Virus COVID-19 dengan tinggal di rumah. Tinggal di rumah dalam rangka melindunggi diri dan sesama dari ancaman Virus COVID-19 yang datang tidak bisa diduga ini. “Tujuan utama hanya satu yakni hati-hati dan tetap dalam rumah, berdoa dan bertobat dari kebiasaan yang tidak menguntungkan diri sendiri, orang lain dan sesama.” Ujar Ketua Asrama Mimika, (Francis O. Kogoya).

Menurutnya, “Abugau berharap bahan makanan yang diserahkanya bisa memenuhi kebutuhan penghuni Asrama Putra dan Putri Mimika selama pembatasan sosial dilakukan. Walupun tidak cukup tetapi bahan makanan yang sedikit itu bisa dimasak bersama, duduk bersama, makan bersama dalam keprihatinan bersama sebagai satu komunitas bersama. Bantuan bahan makanan, biar tinggal di asrama masak dan makan bersama sebagai satu keluarga. Ketua Asrama Mimika, (Francis Omega Kogoya), yang menerima bantuan itu mengatakan bantuan bahan makanan itu sangat memenuhi dan mengatasi kebutuhan Mahasiswa yang berjumlah 100, yang terdiri dari Putra 50 orang dan putri 52 orang sesuai dengan rilis yang telah diterima oleh Tim Redaksi Tongoikalmore.com pada Kamis (07/5/2020) Pukul 10:25 – Waktu Papua Barat.
“Ia juga mengatakan bahwa, disela-sela kunjungan itu pihaknya mengajak dan mengimbau kepada seluruh Mahasiswa untuk kembali ke alam guna mengelola potensi sumber daya alam (SDA) yang dimiliki. Demikian, ia menyampaikan juga bahwa, penyebaran Virus  COVID-19 saat ini telah banyak mengubah semua situasi dan aktivitas sosial masyarakat secara lokal, nasional dan global. Oleh sebab itu, Mahasiswa asal Mimika diminta untuk tetap tinggal dikos-kosan, dirumah dan Asrama sambil berdoa, membaca Alkitab, bekerja, dan olahraga dalam situasi saat ini.” Ungkapnya.

“Telah dijelaskan juga bahwa, kehadiran kami berkunjung kepada Mahasiswa asal Mimika, yang tinggal di Asrama Putra dan Putri di Waena ini untuk memastikan benar apakah kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Mimika, Provinsi Papua dalam rangka penanganan ancaman dari Virus COVID-19 benar - benar tepat sasaran atau tidak. Ibu (Siska Abugau) juga mempertanyakan terkait dengan kebijakan Pemerintah Daerah dalam penanganan pencegahan Virus Covid-19 terhadap seluruh Mahasiswa asal Mimika yang sedang menempuh pendidikan di Kota Jayapura." Ucapnya.

Terkait dengan pertanyaan Ibu (Siska Abugau). Ketua Asrama Mimika Putra dan Putri, saudara (Francis Omega Kogoya) menjawab, “Pemerintah Daerah Kabupaten Mimika, (Eltinus Omaleng, SE., MH). Dan juga Ketua DPRD Kabupaten Mimika, (Robbi Kamaniel Omaleng, S.IP., MA) harus serius memperhatikan kami Mahasiswa asal Mimika yang saat ini sedang menempuh pendidikan di Kota Jayapura dalam situasi Wabah COVID-19 ini. Karena untuk saat ini kami Mahasiswa menghadapi banyak persoalan, seperti kekurangan bahan ekonomi dan sebagainya.” Pungkasnya.
Dijelaskan juga, “Kami Mahasiswa asal Mimika sangat mengharapkan Pemerintah Daerah Kabupaten Mimika, Provinsi Papua agar segera mengambil langkah-langkah alternatif dalam penanganan dan pencegahan Wabah Covid-19 yang semakin hari, semakin meningkat secara tepat di tingkat lokal, nasional dan global saat ini.” Katanya.

"Kami sepakat dengan adanya imbauan kepada seluruh Mahasiswa dan Masyarakat untuk kembali ke alam guna mengelola sumber daya alam (SDA) yang kami miliki di Negeri West Papua." Terima kasih Ibu (Siska Abugau) selaku Anggota MRP yang sudah berkunjung di Asrama Mimika Waena, Jayapura, Papua. Kiranya langkah selanjutnya dalam setiap pelayanannya nanti. Tuhan Allah Bangsa Papua, Leluhur Papua, Alam Papua dan Rakyat Sipil Papua akan selalu menyertai dan memberkati." Tegasnya. 

Ketua Asrama Mimika, (Francis O. Kogoya) juga menyampaikan bahwa, izinkan kami menyampaikan ungkapan salam ibu dengan berbagai suku yang berdomisili di wilayah Kabupaten Mimika sebagai berikut ini: Amolonggo. . . Nimaowitimi. . . Kinaonak. . . Wiwaoo. . . Amakaniee. . . Koyaoo. . . Foy. . . Tabea. . . Acemo. . . Jepmum. . . Isako. . . Diro. . . Nayaklak. . . Naree. . . Waa. . Waaa. . .

Sumber Data: Francis Omega Kogoya
Editor: Kevin Meno Natkime 

Rabu, 06 Mei 2020

HUKUM YOMANISME 2020: “Tentang Tanah dan Nasib Orang Asli Papua yang Menjual Tanah Kepada Orang Asing”

Foto/Gembala, (Dr. Socratez S. Yoman, MA)

JAYAPURA, TONGOIKALMORE.COM – Yang terkasih Orang-orang Melanesia di West Papua dari Sorong-Marauke. “Hukum ini akan melampaui segala zaman. Saya beriman, semua karya saya bernyawa sepanjang sejarah.” Bacalah, renungkanlah dan terapkan hukum ini demi kebaikan anak cucu! “Orang yang terkaya di dunia ialah orang yang memiliki tanah dan menjaganya bukan orang yang memiliki banyaknya uang. Manusia bisa hidup tanpa uang tetapi tidak bisa hidup tanpa Tanah”. Ujar – Gembala, (Dr. Socratez S. Yoman, MA.) melalui keterangan tertulis yang diterima oleh Tim Redaksi, Tongoikalmore.com pada Rabu, (06/5/2020) Pukul 16:25 – WPB.

“Apapun alasannya, Tanah tidak boleh dijual dan diserahkan kepada siapapun. Karena, Tanah adalah Mama dan ia adalah segala-galanya untuk manusia. Orang yang terkaya di dunia ialah orang yang memiliki Tanah dan menjaganya bukan orang yang memiliki banyaknya uang. Manusia bisa hidup tanpa uang tetapi tidak bisa hidup tanpa Tanah. Orang yang menjual Tanah berarti orang itu menjual dirinya dan menciptakan kemiskinan abadi untuk anak cucunya.” Tuturnya.

"Pada suatu saat nanti terjadi musibah kelaparan besar-besaran dan meluas, atau terjadi penyebaran virus corona dengan nama lain, akibatnya ribuan atau jutaan manusia akan mati karena kelaparan atau karena penyakit. Tetapi, orang-orang yang akan bertahan hidup dan tidak mengalami kelaparan dan menikmati kebaikan dan kemurahan Tuhan ialah orang-orang yang ‘Tidak Menjual Tanah’ saat sekarang ini. Karena, Tuhan Allah akan memelihara orang-orang yang menjaga tanah sebagai mama dengan berkat makanan, minuman dan kesehatan dengan berlimpah-limpah yang bersumber dari dalam tanah." Ungkapnya.

Oleh karena itu, apapun alasannya, Tanah tidak boleh dijual dan diserahkan kepada siapapun. Karena, Tanah adalah Mama dan ia adalah segala-galanya untuk manusia. Orang yang menjual Tanah berarti orang itu menjual dirinya dan menciptakan kemiskinan abadi untuk anak cucunya. Jadi, “hukum yomanisme” ini untuk melindungi, menjaga dan memelihara Tanah sebagai Mama orang Melanesia. Hukuman untuk orang-orang Asli Papua yang menjual Tanah.
1.       Jangan dikasih makan kepada orang yang menjual Tanah, karena makanan itu berasal dari Tanah. Biarkan orang itu dengan keluarga dan anak-anak cucunya hidup dengan hasil dari penjualan Tanah.
2.        Jangan dikasih kesempatan orang penjual Tanah dan keluarganya untuk tinggal atau tidur di rumah Anda. Karena rumah Anda dibangun di atas Tanah. Karena orang itu dan keluarganya tidak mau Tanah dan mereka harus tinggal di hotel dengan uang hasil dari Tanah itu.
3.       Jangan dikasih Tanah kepada orang yang menjual Tanah qbersama keluarganya untuk membangun rumah atau tempat tinggal mereka. Karena orang itu sudah tidak mau Tanah dan orang itu hidup dengan uang hasil Tanah. Karena orang itu dengan keluarga mau tinggal di Udara atau di Bulan dengan uang hasil penjualan Tanah.
4.       Orang yang menjual Tanah dan keluarganya harus tinggalkan Tanah Melanesia karena orang itu sudah menolak dan menghina Tanah sebagai Mama yang membesarkan dan menghidupi mereka seumur hidup. Orang yang menjual Tanah meminta kepada Pembeli Tanah untuk mempersiapkan Tanah bagi keluarga yang menjual Tanah.
5.       Bagi orang yang menjual Tanah kepada sesama orang Melanesia masih ada pengampunan untuk tinggal di Tanah Melanesia karena Tanah tetap di tangan sesama orang Melanesia.
6.       Orang yang menjual Tanah kepada orang asing atau bukan orang Melaesia adalah orang yang menolak berkat Tanah dan menerima kutuk dan murka dari Tuhan. Karena Tuhan sampaikan kepada leluhur dan nenek moyang Orang Melanesia. “Mengusahakan dan Memelihara Tanah Melanesia bukan untuk Dijual kepada orang asing.” (Kejadian 2:15).
7.       Orang yang menjual Tanah kepada orang pendatang atau asing sebagai tindakan mengutuk diri, keluarga dan anak dan cucunya. Karena, orang yang menjaul Tanah sama dengan menyerahkan tulang-belulang leluhur, nenek moyang dan orang tua di tangan orang asing. Ini tindakan terkutuk yang terampuni.
8.       Orang yang menjual Tanah kepada orang pendatang berarti orang ini telah menjual Tanah sebagai Mama, menjual Hak Kesulungan dengan kacang merah atau uang sedikit, dan menghancurkan investasi masa depan anak cucu dan menciptakan kemiskinan permanen untuk anak cucunya.
9.       Rumah dibangun diatas Tanah. Uang didapat dari hasil Tanah. Makanan kita makan berasal dari Tanah. Air kita minum bersumber dari Tanah. Kolam ikan kita bangun di atas Tanah. Pesawat canggih diparkir di Tanah. Pohon dan tumbuh-tumbuhan berasal dari Tanah. Segala sesuatu berasal dari Tanah. Tanah sebagai Mama memberi arti kehidupan. Manusia berasal dari Tanah.” ketika itulah Tuhan Allah membentuk manusia itu dari Debu Tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya.” (Kejadian 2:7). Jadi, orang yang menjual Tanah sama dengan menjual dirinya, menghancurkan dirinya, menghancurkan keluarganya, menghancurkan anak cucunya, menciptkan kemiskinan permanen, dan meniadakan atau menghilangkan harapan masa depan anak cucu dan bangsanya.
10.    Ingat! Jangan lupa! Jangan jadi orang bodoh! Karena, “Orang Melanesia bisa hidup tanpa uang. Tetapi tidak bisa hidup tanpa Tanah.
11.    Hati-hati bagi yang membeli Tanah. Karena di atas Tanah ini ada tulang belulang yang berhamburan yang dibantai oleh pemerintah Indonesia melalui TNI-Polri selama 58 tahun sedang marah dan murka besar. Di atas Tanah ini juga ada penderitaan, tetesan darah cucuran air mata karena kekejaman kolonial Indonesia. Anda akan bangun kantor atau rumah tetapi di atas tulang-belulang, darah dan air mata. Di situ ada murka, kutuk dan malapetaka. Karena selama ini Anda membantai orang-orang tidak bersalah, mereka pemilik sah negeri dan Tanah ini.
12.    Tanah boleh disewa dan dikontrak salama 10-20 tahun dengan jaminan yang jelas dan pasti di atas meterai untuk kebaikan pemilik Tanah dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan peningkatan serta perbaikan taraf ekonomi yang baik. Penduduk Asli harus diberikan perhatian karena mereka pemilik Tanah.
13.    Bagi penjual Tanah kepada orang asing, ketika dia atau anggota keluarganya meninggal, jazad mereka tidak dapat dimakamkan di Tanah pekuburan keluarga. Di pekuburan umumpun harus atas kesepakaran seluruh masyarakat dalam komunitas tersebut.
14.    Terakhir! Orang yang menjual Tanah, menjual Kedaulatan Bangsa Papua kepada Bangsa Indonesia! Karena suatu bangsa itu kalau punya wilayah (Tanah) dan rakyat dimana mereka berdaulat penuh. Tidak ada suatu bangsapun di dunia ini yang merdeka tanpa memiliki kedaulatan penuh atas tanahnya sebagai wilayah kekuasaannya. Oleh karena itu Negara Indonesia selalu berusaha untuk menghilangkan Tanah Adat (Indigenous Land) dan menggantikannya dengan Tanah Negara. Itu sebenarnya sisa dari sistem hukum dari zaman penajajahan Belanda atas Indonesia sebagai koloni Hindia Belanda. Mereka juga berusaha untuk menghilangkan istilah Indigenous People (masyarakat adat) dengan dalih bahwa tidak ada masyarakat adat di Indonesia untuk mempertahankan dalil Tanah Negara.

Saudara-saudara, Anda terima atau tidak terima. Anda setuju atau tidak setuju. Anda senang atau tidak senang. Anda rasa lucu atau tidak lucu, bahwa: “Hukum Yomanisme tentang tanah & nasib orang menjual tanah 2020”, saya tetapkan dalam nama Tuhan Allah, Yesus Kristus, Roh Kudus dan atas nama Leluhur, Nenek Moyang, Orang Tua, Demi Kebaikan, Harapan dan Masa Depan Anak dan Cucu Bangsa Melanesia. Ucapnya.

Ditambahkan juga bahwa, “Kepada seluruh Umat Tuhan dimanapun berada. Saya berharap, tulisan singkat ini dapat bermanfaat bagi yang melihat dan membacanya. Saya berpesan juga bahwa, “Umat Tuhan sekalian, dalam situasi Wabah Pandemi Covid-19 yang sedang menyebar secara lokal, nasional dan gelobal ini. Tuhan Allah Bangsa Papua akan selalu bersama kita, menyertai dan memberkati. Sebabnya, Umat Tuhan harus tetap semangat, kuat menghadapinya dan berjuang melawan berbagai tindakan kekerasan, intimidasi, penindasan, diskriminasi dan genocide yang sedang dilakukan oleh Rezim Kolonialisme dengan kekuatan aparat militer (TNI/POLRI) di negeri ini.” Tegasnya.

SALAM MAMA-MAMA PAPUA :
Amolongo. . . Nimaowitimi. . . Kinaonak. . . Wiwaoo. . .
Amakaniee. . . Koyaoo. . . Foy. . . Tabea. . . Acemo. . .
Jepmum. . . Isakoto. . . Diro. . . Naree. . . Waa.. Waaa. . .

Sumber Data: Dr. Socratez S.Yoman
Editor: Kevin Meno Natkim