Foto/Gembala, (Dr. Socratez S. Yoman, MA)
JAYAPURA,
TONGOIKALMORE.COM – Yang terkasih Orang-orang Melanesia di West
Papua dari Sorong-Marauke. “Hukum ini akan melampaui segala zaman. Saya
beriman, semua karya saya bernyawa sepanjang sejarah.” Bacalah, renungkanlah
dan terapkan hukum ini demi kebaikan anak cucu! “Orang yang terkaya di dunia
ialah orang yang memiliki tanah dan menjaganya bukan orang yang memiliki
banyaknya uang. Manusia bisa hidup tanpa uang tetapi tidak bisa hidup tanpa
Tanah”. Ujar – Gembala, (Dr. Socratez S. Yoman, MA.) melalui keterangan tertulis yang diterima oleh Tim Redaksi, Tongoikalmore.com pada Rabu, (06/5/2020) Pukul 16:25 – WPB.
“Apapun alasannya, Tanah
tidak boleh dijual dan diserahkan kepada siapapun. Karena, Tanah adalah Mama
dan ia adalah segala-galanya untuk manusia. Orang yang terkaya di dunia ialah
orang yang memiliki Tanah dan menjaganya bukan orang yang memiliki banyaknya
uang. Manusia bisa hidup tanpa uang tetapi tidak bisa hidup tanpa Tanah. Orang
yang menjual Tanah berarti orang itu menjual dirinya dan menciptakan kemiskinan
abadi untuk anak cucunya.” Tuturnya.
"Pada suatu saat nanti terjadi musibah
kelaparan besar-besaran dan meluas, atau terjadi penyebaran virus corona dengan
nama lain, akibatnya ribuan atau jutaan manusia akan mati karena kelaparan atau
karena penyakit. Tetapi, orang-orang yang akan bertahan hidup dan tidak
mengalami kelaparan dan menikmati kebaikan dan kemurahan Tuhan ialah
orang-orang yang ‘Tidak Menjual Tanah’ saat sekarang ini. Karena, Tuhan Allah
akan memelihara orang-orang yang menjaga tanah sebagai mama dengan berkat
makanan, minuman dan kesehatan dengan berlimpah-limpah yang bersumber dari
dalam tanah." Ungkapnya.
Oleh karena itu, apapun alasannya,
Tanah tidak boleh dijual dan diserahkan kepada siapapun. Karena, Tanah adalah
Mama dan ia adalah segala-galanya untuk manusia. Orang yang menjual Tanah berarti
orang itu menjual dirinya dan menciptakan kemiskinan abadi untuk anak cucunya.
Jadi, “hukum yomanisme” ini untuk melindungi, menjaga dan memelihara Tanah
sebagai Mama orang Melanesia. Hukuman untuk orang-orang Asli Papua yang menjual
Tanah.
1.
Jangan
dikasih makan kepada orang yang menjual Tanah, karena makanan itu berasal dari
Tanah. Biarkan orang itu dengan keluarga dan anak-anak cucunya hidup dengan
hasil dari penjualan Tanah.
2.
Jangan
dikasih kesempatan orang penjual Tanah dan keluarganya untuk tinggal atau tidur
di rumah Anda. Karena rumah Anda dibangun di atas Tanah. Karena orang itu dan
keluarganya tidak mau Tanah dan mereka harus tinggal di hotel dengan uang hasil
dari Tanah itu.
3.
Jangan
dikasih Tanah kepada orang yang menjual Tanah qbersama keluarganya untuk
membangun rumah atau tempat tinggal mereka. Karena orang itu sudah tidak mau
Tanah dan orang itu hidup dengan uang hasil Tanah. Karena orang itu dengan
keluarga mau tinggal di Udara atau di Bulan dengan uang hasil penjualan Tanah.
4.
Orang
yang menjual Tanah dan keluarganya harus tinggalkan Tanah Melanesia karena
orang itu sudah menolak dan menghina Tanah sebagai Mama yang membesarkan dan
menghidupi mereka seumur hidup. Orang yang menjual Tanah meminta kepada Pembeli
Tanah untuk mempersiapkan Tanah bagi keluarga yang menjual Tanah.
5.
Bagi
orang yang menjual Tanah kepada sesama orang Melanesia masih ada pengampunan
untuk tinggal di Tanah Melanesia karena Tanah tetap di tangan sesama orang
Melanesia.
6.
Orang
yang menjual Tanah kepada orang asing atau bukan orang Melaesia adalah orang
yang menolak berkat Tanah dan menerima kutuk dan murka dari Tuhan. Karena Tuhan
sampaikan kepada leluhur dan nenek moyang Orang Melanesia. “Mengusahakan dan
Memelihara Tanah Melanesia bukan untuk Dijual kepada orang asing.” (Kejadian
2:15).
7.
Orang
yang menjual Tanah kepada orang pendatang atau asing sebagai tindakan mengutuk
diri, keluarga dan anak dan cucunya. Karena, orang yang menjaul Tanah sama
dengan menyerahkan tulang-belulang leluhur, nenek moyang dan orang tua di
tangan orang asing. Ini tindakan terkutuk yang terampuni.
8.
Orang
yang menjual Tanah kepada orang pendatang berarti orang ini telah menjual Tanah
sebagai Mama, menjual Hak Kesulungan dengan kacang merah atau uang sedikit, dan
menghancurkan investasi masa depan anak cucu dan menciptakan kemiskinan
permanen untuk anak cucunya.
9.
Rumah
dibangun diatas Tanah. Uang didapat dari hasil Tanah. Makanan kita makan
berasal dari Tanah. Air kita minum bersumber dari Tanah. Kolam ikan kita bangun
di atas Tanah. Pesawat canggih diparkir di Tanah. Pohon dan tumbuh-tumbuhan
berasal dari Tanah. Segala sesuatu berasal dari Tanah. Tanah sebagai Mama
memberi arti kehidupan. Manusia berasal dari Tanah.” ketika itulah Tuhan Allah
membentuk manusia itu dari Debu Tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam
hidungnya.” (Kejadian 2:7). Jadi, orang yang menjual Tanah sama dengan menjual
dirinya, menghancurkan dirinya, menghancurkan keluarganya, menghancurkan anak
cucunya, menciptkan kemiskinan permanen, dan meniadakan atau menghilangkan
harapan masa depan anak cucu dan bangsanya.
10.
Ingat!
Jangan lupa! Jangan jadi orang bodoh! Karena, “Orang Melanesia bisa hidup tanpa
uang. Tetapi tidak bisa hidup tanpa Tanah.
11.
Hati-hati
bagi yang membeli Tanah. Karena di atas Tanah ini ada tulang belulang yang
berhamburan yang dibantai oleh pemerintah Indonesia melalui TNI-Polri selama 58
tahun sedang marah dan murka besar. Di atas Tanah ini juga ada penderitaan,
tetesan darah cucuran air mata karena kekejaman kolonial Indonesia. Anda akan
bangun kantor atau rumah tetapi di atas tulang-belulang, darah dan air mata. Di
situ ada murka, kutuk dan malapetaka. Karena selama ini Anda membantai
orang-orang tidak bersalah, mereka pemilik sah negeri dan Tanah ini.
12.
Tanah
boleh disewa dan dikontrak salama 10-20 tahun dengan jaminan yang jelas dan
pasti di atas meterai untuk kebaikan pemilik Tanah dalam bidang pendidikan,
kesehatan, dan peningkatan serta perbaikan taraf ekonomi yang baik. Penduduk
Asli harus diberikan perhatian karena mereka pemilik Tanah.
13.
Bagi
penjual Tanah kepada orang asing, ketika dia atau anggota keluarganya
meninggal, jazad mereka tidak dapat dimakamkan di Tanah pekuburan keluarga. Di
pekuburan umumpun harus atas kesepakaran seluruh masyarakat dalam komunitas
tersebut.
14.
Terakhir!
Orang yang menjual Tanah, menjual Kedaulatan Bangsa Papua kepada Bangsa
Indonesia! Karena suatu bangsa itu kalau punya wilayah (Tanah) dan rakyat
dimana mereka berdaulat penuh. Tidak ada suatu bangsapun di dunia ini yang
merdeka tanpa memiliki kedaulatan penuh atas tanahnya sebagai wilayah
kekuasaannya. Oleh karena itu Negara Indonesia selalu berusaha untuk
menghilangkan Tanah Adat (Indigenous Land) dan menggantikannya dengan Tanah
Negara. Itu sebenarnya sisa dari sistem hukum dari zaman penajajahan Belanda
atas Indonesia sebagai koloni Hindia Belanda. Mereka juga berusaha untuk
menghilangkan istilah Indigenous People (masyarakat adat) dengan dalih bahwa
tidak ada masyarakat adat di Indonesia untuk mempertahankan dalil Tanah Negara.
Saudara-saudara, Anda terima atau
tidak terima. Anda setuju atau tidak setuju. Anda senang atau tidak senang.
Anda rasa lucu atau tidak lucu, bahwa: “Hukum Yomanisme tentang tanah &
nasib orang menjual tanah 2020”, saya tetapkan dalam nama Tuhan Allah, Yesus
Kristus, Roh Kudus dan atas nama Leluhur, Nenek Moyang, Orang Tua, Demi
Kebaikan, Harapan dan Masa Depan Anak dan Cucu Bangsa Melanesia. Ucapnya.
Ditambahkan juga bahwa, “Kepada
seluruh Umat Tuhan dimanapun berada. Saya berharap, tulisan singkat ini dapat
bermanfaat bagi yang melihat dan membacanya. Saya berpesan juga bahwa, “Umat
Tuhan sekalian, dalam situasi Wabah Pandemi Covid-19 yang sedang menyebar
secara lokal, nasional dan gelobal ini. Tuhan Allah Bangsa Papua akan selalu
bersama kita, menyertai dan memberkati. Sebabnya, Umat Tuhan harus tetap semangat,
kuat menghadapinya dan berjuang melawan berbagai tindakan kekerasan,
intimidasi, penindasan, diskriminasi dan genocide yang sedang dilakukan oleh
Rezim Kolonialisme dengan kekuatan aparat militer (TNI/POLRI) di negeri ini.”
Tegasnya.
SALAM MAMA-MAMA PAPUA :
Amolongo. . . Nimaowitimi. . . Kinaonak. . .
Wiwaoo. . .
Amakaniee. . . Koyaoo. . . Foy. . . Tabea. .
. Acemo. . .
Jepmum. . . Isakoto. . . Diro. . . Naree. .
. Waa.. Waaa. . .
Sumber Data: Dr.
Socratez S.Yoman
Marih Kita menjaga tanah sebagai Sumber kehidupan & Ibu buat Kami Ras Melanesia.
BalasHapusTrimksh Neme,lanjutkan
Terima kasih sahabat seperjuangan, apa yang telah disampaikan oleh sahabat adalah tugas dan tanggungjawab kita bersama. Salam!
Hapus